TeksPidato Hari Santri Singkat 1: Jadilah Santri yang Berkomitmen Siaga Jiwa Raga. Dok. Kemenag Assalamu'alaykum Warahmatullah Wabarakatuh Alhamdulillah, Alhamdulillahilladzi arsala rasulahu bilhuda wa dinil haq. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah.
contoh teks pidato Hari Santri Nasional 2021 pada Jumat 2021 yang bisa dibacakan. Teks pidato penting dibaca saat peringatan Hari Santri Nasional 2021 sebagai wujud rasa gembira mengenang para pahlawan santri zaman dulu. Hari Santri Nasional sendiri diperingati setiap tanggal 22 Oktober setiap tahunnya. Baca Juga Contoh Susunan Upacara Peringatan Upacara Hari Santri Nasional 2021 Berikut contoh teks pidato Hari Santri Nasional 2021 Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Assalamu'alaikum WarahmatuIIahi Wabarakatuh Saudara-saudara santri di seluruh Tanah Air yang saya banggakan, Dalam suasana memperingati Hari Santri tanggal 22 Okdober 2021, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, semoga rahmat, berkah, dan perlindungan-Nya senantiasa menyertai kita semua. Saudara-saudara sekalian, Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Penetapan22 Oktober merujuk pada tercetusnya "Resolusi Jihad" yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan lndonesia. Resolusi Jihad ini kemudian melahirkan peristiwa heroik tanggal 10 Nopember 1945 yang kita diperingati sebagai Hari Pahlawan. Sejak ditetapkan pada tahun 2415, setiap tahun kita rutin menyelenggarakan peringatan Hari Santri dengan tema yang peringatan Hari Santri Tahun 2021 ini mengangkat tema Santri SiagaJiwa Raga. Maksud tema Santi Sraga Jiwa Raga adalah bentuk pernyataan sikap santri lndonesia agar selalu siap siaga menyerahkan jiwa dan raga untuk membela Tanah Air, mempertahankan persatuan lndonesia, dan mewujudkan perdamaian dunia. Baca Juga Demi Dapatkan Sinyal Internet, Seorang Guru di NTT Panggul Murid untuk Laksanakan ANBK Siaga Jiwa berarti santri tidak lengah menjaga kesucian hati dan akhlak, berpegang teguh pada akidah, nilai, dan ajaran lslam rahmatan lil'alamin serta tradisi luhur bangsa lndonesia. Bila zaman dahulu jiwa santri selalu siap dan berani maju untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan lndonesia, maka santri hari ini tidak akan pernah memberikan celah masuknya ancaman ideologi yang dapat merusak persatuan dan kesatuan lndonesia. Siaga Raga berarti badan, tubuh, tenaga, dan buah karya santri didedikasikan untuk lndonesia. Oleh karena itu, santri tidak pernah lelah dalam berusaha dan terus berkarya untuk lndonesia. Jadi, Siaga Jiwa Raga merupakan komitmen seumur hidup santri yang terbentuk dari tradisi pesantren yang tidak hanya mengajarkan kepada santri-santrinya tentang ilmu dan akhlak, melainkan juga tazkiyatun nafs, yaitu mensucikan jiwa dengan cara digembleng melalui berbagai 'tirakat' lahir dan batin yang diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Hadirin yang dimuliakan Allah,

Dalamkitab An Nafahat An Nuraniyyah, Syeikh Yusuf Khatthar mengatakan jika bulan mempunyai 14 nama, serta jumlahnya nama itu cukup tunjukkan kemuliaan serta kehormatannya. Beberapa nama itu ialah : Rajab, Syahrullah (Bulan Allah), Rajab Mudhar, Munshilul Asinnah, Al Ashom, Al Ashob, Munaffis, Muthahhir, Ma'alla, Muqim, Harim, muqasyqisy

Baca Pidato ~ Alhamdulillah hilladzi akramnaa bil iimaan, wa a’azzanaa bil islam, wa rafa’na bil ihsan, ahmaduhu subhanahu wata’ala wa asykuruh, allahumma shollia wasallim wa barik ala sayyidina Muhammad wa ala alihi wa shahbihi wa mantabi’ahum bi ihsani ila yaumiddin, amma ba’du. Yang terhormat bapak Kepala Sekolah. Yang terhormat para orator. Dan saudara-saudara sekalian yang berbahagia. Sebelum saya memulai pidato pada kesempatan yang baik ini, saya mengharap kepada saudara-saudara sekalian untuk mengucapkan syukur Alhamdullilah ke hadirat Allah swt, karena Dia telah memberikan nikmat yang luar biasa banyaknya, sehingga kita dapat berkumpul dan bertatap muka di tempat yang megah ini tanpa ada halangan suatu apapun. Selanjutnya, saya mengharap saudara-saudara sekalian untuk bershalawat pada junjungan kita, Nabi besar Muhammad saw sebagai hamba Allah dan utusan Nya. Saudara-saudara sekalian yang berbahagia. Pada kesempatan yang berbahagia ini tak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada saudara pembawa acara yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berbicara di hadapan saudara sekalian dengan mengambil tema "KEUTAMAAN Al QUR'AN". Hadirin dan hadirat yang dirahmati Allah. Al Qur'an adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui Malaikat Jibril, membacanya termasuk ibadah. Sebagaimana kita ketahui bahwa Al Qur'an diturunkan oleh Allah sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan antara yang hak dan yang batil. Begitu juga Al Qur'an sebagai sarana untuk membebaskan manusia dari kegelapan kekafiran menuju kepada cahaya iman dan sebagai petunjuk bagi umat manusia kepada jalan yang lurus. Kita telah megetahui bahwa Al-Qur'an adalah kitab suci bagi kaum muslimin, oleh karena itu kita sebagai muslim hendaknya selalu membacanya setiap hari dan memahaminya dengan pemahaman yang baik, kemudian kita amalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari demi mendapatkan ridha Allah. Membaca Al Qur'an mempunyai banyak fadhilah bagi kaum muslimin, di antaranya adalah sebagaimana yang di jelaskan oleh Nabi di dalam hadis "Sesungguhnya membaca Al Qur'an adalah sebaik-baik ibadah, tiada seorang Islam yang membaca Al Qur'an kecuali Allah akan melipat gandakan pahalanya dan ia menjadi dekat dengan Allah Ta'ala." Rasulullah telah bersabda dalam haditsnya yang berkaitan dengan fadlilah membaca Al Qur'an, seperti membaca surat Al-Ikhlas, Allah akan melipat gandakan pahalanya bagi yang membacanya, seperti hadis berikut ini "Diriwayatlaln oleh Anas bin Malik ra, dari Nabi saw, bahwa beliau bersabda 'Barangsiapa membaca surat Al Ikhlas sekali, maka seakan-akan membaca sepertiga Al Qur'an, dan barangsiapa membacanya dua kali, maka seakan-akan membaca dua pertiga Al Qur'an, dan barangsiapa membacanya tiga kali, seakan-akan ia membaca Al Ouran seluruhnya." Rasulullah saw menganjurkan kepada kita untuk meminta perlindungan kepada Allah setiap kita mau baca Al Qur'an, dan selalu berpegang teguh padanya setiap saat. Seperti sabda Nabi "Al Qur'an adalah jamuan Allah, maka ambilah jamuan Allah semampumu." Kitab sud AI Qur'an tidak di susun secara sistematis sebagaimana karya ilmiah, tetapi Al Qur'an adalah Kalamullah, sebagai pedoman hidup bagi umat Islam. Oleh sebab itu kita sebagai muslim harus mengkaji dan memahaminya serta mengamalkannya dalam kehidupan kita kaum muslimin yang berbahagia. Sebelum mengakhiri pidato ini, saya berharap kepada para pemuda muslim untuk selalu berpegang teguh kepada AI Qur'an dan menjadikannya sebagai pedoman hidup falsafah hidup, serta berusaha setiap saat untuk berpegang kepada Al Qur'an terus menerus sampai akhir hayat. Demikianlah kiranya pidato yang saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini, ada kurang lebihnya, mohon maaf yang sebanyak-banyaknya. Akhirul kalam, wassalamu alaikum wr. wb. Oleh Drs. Moh. Syamsi HasanDrs. Moh. Amer NasihinMoh. Toha Munir, Labels Pidato Keagamaan Thanks for reading Pidato Islami Keutamaan Al Quran. Please share...! Dewanjuri, para hadirin serta teman-teman yang berbahagia Puji syukur Alhamdulillah, karena apa ! karena sampai saat ini! kita masih tetap dalam lindungan-Nya. A.Ami..n. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Hadirin yang saya hormati
Dr. Abu Fayadh Muhammad Faisal, I, Sekolah Monday, 24 Oct 2022, 1421 WIB Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani *Keutamaan Menjadi Seorang Santri* Harjamukti-Depok, RetizenRepublika, Jawa Barat, Bismillahirrahmannirrohim, Santri, tentu setiap umat muslim tau siapakah itu santri dan apa saja ciri khasnya, santri secara umum ialah seseorang yang dengan sengaja mengabdikan diri dan memperdalam ilmu yang berkaitan dengan islam. Santri dapat berasal dari seseorang yang berumur berapapun mulai dari anak anak hingga dewasa. Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan jumlah umat muslim terbanyak di dunia pun memiliki keistimewaan dimana di dalamnya terdapat banyak santri serta lembaga lembaga yang medukungnya, yakni sekolah sekolah islami atau pondok pesantren. Pondok pesantren dihuni oleh para santri yang juga memiliki guru dari seseorang yang dalam ilmu agamanya. Diwajibkan untuk menginap di tempat tersebut untuk memaksimalkan ilmu yang dipelajari secara langsung baik melaui teori dan praktiknya. Di dalam lingkungan pesantren, seorang santri dapat melaksanakan ajaran islam seperti berpuasa, shalat, serta bagaimana berhubungan sosial dengan orang lain sehingga keutamaan berilmu dalam islam yang didapat lebih maksimal. Seorang santri yang menjalankan rutinitasnya dengan niat semata karena Alloh tentu memiliki lebih banyak keistimewaan dibanding orang biasa karena menjalankan ibadah lebih sering dan berusaha mendalami ilmu lebih dalam dibanding orang lain, sebab itu dalam islam terdapat 17 keutamaan menjadi santri yaitu sebagai berikut *1. Jalan Memperdalam Agama* “Tidak sepatutnya bagi orang orang mu’min itu pergi semuanya ke medan perang, mengapa tidak pergi dari tiap tiap golongan diantara mereka untuk memperdalam agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu menjaga dirinya”. QS At Taubah 122. Penjelasan dari firman tersebut ialah Alloh memerintahkan kepada hambaNya untuk tidak semata berperang melawan orang kafir, tetapi juga memperdalam ilmu pengetahuan menurut islam agar menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain sebagaimana santri yang selalu mendalami ilmu agama dalam kesehariannya dan nantinya ia tentu akan menjadi seorang yang berguna dengan menyebarkan ilmunya kepada orang lain. *2. Mendapat Petunjuk Alloh ﷻ* Menjadi seorang santri ialah memiliki hari hari yang penuh untuk belajar agama dan mendekat kepada Allah, hal tersebut akan membuatnya memiliki derajat yang lebih tinggi sehingga dalam kesehariannya ia selalu mendapat petunjuk karena selalu bersemangat mencari ilmu dan mencari hidayah dariNya. ayat ayat Al Qur’an tentang ilmu menjelaskan bahwa orang yang berlmu mendpaat derajat lebih tinggi. “Barang siapa menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk niscaya dia melapangkan dadanya untuk memperdalam islam”. QS Al An’am 125. *3. Derajatnya Lebih Tinggi* “Niscaya Allah akan meninggikan orang yang beriman dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. QS Al Mujadilah 11. Jelas dari firman tersebut bahwa menjadi seorang santri yang rajin menuntut ilmu karena Allah mendapat derajat yang lebih tinggi di mata Allah jika ilmu tersebut dicari dan dipergunakan dengan niat semata karena Alloh dimana manfaat ilmu dalam pandangan islam ialah menjadi dasar pada semua aspek kehidupan. *4. Mendapat Kebaikan di Akherat* “Barang siapa dikehendaki Alloh ﷻ dengan kebaikan dunia dan akherat maka Allah akan memahamkannya dalam urusan agama”. HR Bukhari. Menjadi seorang santri dan mampu memahami ilmu agama islam merupakan salah satu anugrah yang wajib disyukuri sebab mendapat hidayah dan petunjuk dari Alloh ﷻ untuk senantiasa memahami tentang islam sebagaimana para sahabat Rasulullah terdahulu yang selalu belajar tentang islam dan menjadikannya bagian untuk mengabdi kepada Alloh sebagai wujud keutamaan iman dalam islam yang dimiliki. *5. Mendapat Naungan di Hari Akhir* “Ada 7 golongan yang mendapat naungan Alloh di hari akhir remaja yang senantiasa beribadah kepada ALLOH ﷻ, seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan masjid ”. HR Muslim. seorang santri identik dengan remaja yang senantiasa taat dengan Alloh dan orang orang yang senantiasa dekat dengan masji dimana kegiatan di pondok pesantren hampir semuanya berhubungan dengan masjid sehingga mereka akan mendapat ketenangan di hari akhir nanti. *6. Berada dalam Jalan lurus* “Barang siapa yang keluar dalam rangka menuntut ilmu maka ia dalam jalanNya Alloh ﷻ hingga ia kembali”. HR Muslim. jelas dari hadist tersebut bahwa seorang yang berkeinginan dan telah menjadi santri ia selalu bepergian atau berada di suatu tempat dalam rangka untuk beribadah kepadaNya dan urusan yang dilakukannya tersebut menjadi jalan untuknya untuk senantiasa mendekat pada Alloh sehingga baginya adalah jalan yang lurus. *7. Jalan Menuju Surga* “Barang siapa meniti satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya dengan hal itu Alloh ﷻ mudahkan baginya jalan menuju surga”. HR Abu Dawud. Menuntut ilmu sebagaimana yang dilakukan oleh seorang santri akan mempermudah jalannya menuju surga karena sepanjang hidupnya diisi denga urusan yang bermanfaat yang selalu mendekatkan dirinya pada agama, ia akan terlindung dari segala marabahaya dan menjadi calon penghuni surga. *8. Dosa Dosanya Diampuni* Setiap manusia tentu tidak ada yang sempurna, pasti pernah berbuat kesalahan termasuk para santri, tetapi para santri senantiasa menutup kesalahan tersebut dengan segala kegiatan yang berpahala seperti menuntut ilmu sehingga ia mendapat ampunan dari dosa dosanya. “Dan sesungguhnya penghuni langit dan di bumi, sampai ikan ikan di lautpun memohonkan ampun untuk orang orang yang berilmu”. HR Tirmidzi. *9. Mewarisi Ilmu Nabi* “Dan sesungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya maka dia telah mengambil bagian banyak”. HR Ibnu Majah. Menjadi seorang santri yang selalu belajar sepanjang hidupnya bagaikan mewarisi ilmu Nabi karena dengan menjadi santri ia belajar mengenai semua hal tentang agama dalam lingkup yang luas yang orang biasa tidak mengetahuinya, ilmunya adalah istimewa. *10. Amalan Paling Utama* “Tidak ada suatu amal perbuatan yang lebih utama daripada menuntut ilmu kalau ia niatnya benar”. Miftah Daaris Saa’dah. Banyak amal perbuatan yang bernilai mulia di sisi Allah, salah satu amalan yang paling utama ialah beribadah dengan cara belajar dan mempelajari agama Alloh ﷻ sebanyak banyaknya seperti yang dilakukan para santri, mereka melakukan amalan yang utama yang diperintahkan oleh ALLOH ﷻ. *11. Perintah Alloh ﷻ* “Pelajarilah ilmu karena sesungguhnya mempelajari ilmu karena Alloh adalah taqwa kepadaNya, mengkajinya adalah tasbih, mencarinya adalah ibadah, menelitinya adalah jihad dan mengajarkan kepada orang yang tidak mengetahui adalah sedekah”. Mu’adz Jabal. Menjadi seorang santri yang hanya berniat untuk mengharap ridho Alloh di sepanjang hidupnya ia akan dilihat sebagai orang yang bertaqwa karena telah mengabdikan dirinya untuk belajar dan memahami tentang islam. *12. Lebih Baik dari Harta* “Ilmu lebih baik dari harta sebab ilmu selalu menjagau sedangkan engkau yang selalu menjaga harta”. Ali bin Abi Tholib. Dari hadist tersebut dapat diambil pelajaran bahwa ilmu memang lebih baik drari harta, memiliki ilmu yang banyak akan selalu berada dalam jiwa dan terus berkembang pahalanya jika diamalkan dan diterapkan dalam kehidupan, tetapi memiliki harta hanya akan habis dan menguap jika dalam penggunaannya tidak sesuai jalan Allah serta harta tidak akan dibawa mati. *13. Merupakan Kebutuhan Dasar* “Kebutuhan manusia terhadap ilmu itu melebihi kebutuhannya terhadap makan dan minum sebab ilmu dibutuhkan sepanjang tarikan nafasnya”. Imam Ahmad bin Hambal. Manusia memang memiliki kebutuhan dasar berupa ilmu sebagaimana yang dilakukan santri dalam kehidupan keseharian yang selalu belajar, ilmu memang dibutuhkan sebab dalam kehidupan sehari hari dalam melakukan urusan tentu membutuhkan ilmu agar tidak tersesat. *14. Terbiasa Hidup Disiplin* Hidup sebagai santri di pondok pesantren akan terbiasa disiplin sebab umumnya telah memiliki aturan yang jelas. Dalam sehari hari akan dibiasakan berpuasa rutin, shalat berjamaah, juga menjalankan shalat malam dan mebaca Al Qur’an secara rutin sehingga kebiasaan baik tersebut akan selalu tertana dan menjadi sebuah nilai kebaikan. *15. Ilmu Sosialisasi* Jelas diketahui bahwa hidup di pesantren bersama banyak orang dari berbagai kalangan dan status sosial akan membuat kesadaran bagaimana cara bergaul yang benar dan bagaimana cara bersosialisasi seperti saling menghargai, saling membantu, saling mengingatkan dalam kebaikan, juga saling menjaga satu sama lain agar senantiasa berada dalam jalan Alloh yang lurus. *16. Belajar Kesederhanaan* Di pondok pesantren seorang santri akan terbiasa makan bersama dengan teman teman dengan makanan yang sederhana namun tetap diperhatikan kesehatannya, hal demikian akan mencegah dari sifat boros yang dapat menghancurkan diri sendiri serta membuat kesadaran untuk belajar sederhana walaupun mungkin memliki kemampuan lebih untuk membeli banyak makanan. *17. Fokus Beribadah* Seorang santri akan menjadi telah dibiasakan menjalankan rutinitas sehari hari sesuai jadwal, ia akan fokus beribadah dengan sendirinya sebab telah terbiasa disiplin yakni terbiasa fokus shalat 5 waktu tepat waktu, fokus berpuasa, shalat malam, juga membaca Al Qur’an. Hal ini akan menjadi kebiasaan baik yang selalu terterap dalam dirinya hingga ia dewasa. Semoga Bermanfaat. Barokallohu'fiikum. AyoMondok MondokItuKeren SelamatHariSantriNasional2022 Salam AHADUN AHAD ☝????ALLOHU Akbar ✊ Isy Kariman Aw Mut Syahidan Hasbunalloh Wanikmal wakil Nikmal Maula Wanikman Nasir Alfaqir Ilalloh Azza Wa Jalla, Sabtu, 22 Oktober 2002, Ma'had Akhwat IHBS/Ibnu Hajar Boarding School, Harjamukti, Depok-Jawa Barat, *Al Ustadz Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, I, حفظه الله تعالى Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat, Praktisi dan Pengamat PAUDNI/Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal, Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan, Ketua ICMI/Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia ORSAT Bekasi Timur Kota Bekasi *Silahkan Buka Info sebelumnya* *Raih Amal Sholih...!!!, Sebarkan seluas-luasnya Info ini, Syukron. Barokallohu' fiikum* ayomondok harisantri2022 santrikeren abufayadh muhammadfaisal Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Sekolah
PidatoKeutamaan Menjadi Santri - Amat. Contoh Pidato Hari Santri Singkat, Mengusung Tema Hari Santri Nasional 2021 - Kabar Lumajang. Pidato Tentang Akhlak - Pengertian, Ciri, Tujuan, Teks, Contoh. Teks Pidato Singkat Hari Santri Nasional 2021 Terbaru dan Penuh Makna - Jatim Network. Pidato Singkat Lucu dan Gokil dan Contohnya DIjamin KETAWA
Ini adalah artikel Amanat Hari Santri 2021, Pidato Ketua Umum PBNU, Membangun Peradaban Islam Melalui Pendidikan Dan Budaya Santri. Selengkapnya sebagai berikut;Resolusi JihadFondasi Islam IndonesiaKebhinekaan Tradisi BeragamaTantangan Politisasi AgamaVisi Hubungan Ulama dan Negara 2045Resolusi JihadHari ini adalah hari yang sangat istimewa dalam perjalanan kita sebagai bangsa, dan sangat penting bagi kesadaran kita sebagai umat beragama. Pada hari inilah, pada 76 tahun yang lalu, tepatnya pada 22 Oktober 1945, Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim As’yari mengeluarkan fatwa yang dikenal dengan Resolusi Jihad. Dalam fatwa tersebut, KH Muhammad Hasyim Asy’ari menyatakan bahwa perang mengusir penjajah dari tanah air adalah fardhu ain bagi setiap dokumen yang tersimpan di PBNU, “Resolusi Jihad Fii Sabilillah” dengan jelas memuat nilai nasionalisme Indonesia yang berbasis Ahlussunnah wal Jamaah yaitu kewajiban mempertahankan kemerdekaan; NKRI sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah; umat Islam terutama anggota NU harus mengangkat senjata melawan penjajah Belanda dan sekutunya; perang suci jihad ini merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang tinggal dalam radius 94 km; dan fardhu kifayah bagi mereka yang tinggal di luar radius peristiwa sejarah penting yang melatari lahirnya hari Santri. Suatu keputusan politik dan keagamaan penting dari para Ulama dan pesantren yang menjadikan negara Indonesia yang baru diproklamirkan waktu itu, tetap tegak berdiri. Indonesia tidak jatuh kembali ke tangan penjajah. Tidak salah jika dikatakan “tidak ada peristiwa 10 November di Surabaya, tanpa Resolusi Jihad, alias Hari Santri”.Jika 10 November 1945 adalah titik awal dikumandangkan revolusi Indonesia, maka Resolusi Jihad menunjukkan peran besar santri dalam menegakkan kemerdekaan negara ini. Resolusi Jihad juga menggambarkan antara Islam dan nasionalisme bukanlah hal yang kontradiktif, bahkan tidak bisa dipisahkan. Resolusi Jihad merupakan ekspresi patriotisme dan nasionalisme santri yang berbasis ajaran Islam itulah, pada Hari Santri 2021 ini saya hendak membangkitkan kembali semangat perjuangan melawan penjajah, meneguhkan komitmen kebangsaan, dan melunasi janji para pendiri bangsa, yang telah ditunjukkan para santri Islam IndonesiaDewasa ini, dunia mengetahui capaian peradaban yang telah diraih oleh umat Islam Indonesia. Prestasi ini tidak hanya terbatas pada keberhasilan kita untuk mempertahankan keutuhan negara dan berjalannya demokrasi—di mana seluruh komponen bangsa berhasil menunjukkan keselarasan antara demokrasi modern dan keberlangsungan tradisi Islam. Tetapi juga, pengakuan masyarakat dunia bahwa umat Islam di Indonesia, yang dipeopori oleh para santri dan ulama, telah menciptakan berbagai kreasi yang membentuk budaya keagamaan yang tidak bertentangan dengan kehidupan peradaban Islam Indonesia sudah mulai dirintis sejak proses awal penyebarannya di wilayah Nusantara. Ketika itu masyarakat setempat sudah memiliki tatanan sosial-keagamaan yang mapan. Hampir seluruh aspek kehidupan sudah dibentuk oleh nilai-nilai agama Hindu dan Budha yang datang beberapa kurun waktu sebelumnya. Namun uniknya, penyebaran Islam yang demikian cepat tidak mengindikasikan adanya cara- cara paksaan atau penaklukan atau kekerasan perang agama. Tidak ada catatan tentang pasukan Islam menaklukkan kerajaan-kerajaan di Nusantara; atau pemaksaan terhadap masyarakat untuk menanggalkan praktik kehidupan yang didasarkan pada agama Hindu dan catatan sejarah, Islam masuk ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia melalui proses sosial-budaya yang berlangsung secara bertahap, sebuah proses evolusi kultural yang hebat. Tidak ditemukan gerakan bumi hangus atau Islamisasi yang berusaha memutus mata rantai kebudayaan lama untuk digantikan dengan budaya Islam. Islam berkembang di wilayah- wilayah di Nusantara mengambil bentuk evolusioner, bahkan di pusat-pusat wilayah yang telah mapan menganut agama Hindu, Budha, bahkan masyarakat kuno karena persemaian budaya yang bertahap ini, proses Islamisasi Nusantara tidak memunculkan pemisahan tegas antara wilayah Islam dan non-Islam, atau dar al-Islam dan dar al-harb, seperti halnya dalam politik dan militer. Sebaliknya, tradisi lokal, Hindu, Budha, dan Islam, saling mengisi dan mempengaruhi dalam kehidupan sehari-hari. Hasilnya, muncul sejumlah pemahaman dan tradisi keagamaan baru yang akarnya dapat dirujuk pada berbagai tradisi agama yang sudah ada sebelumnya. Setiap model pemahaman memiliki ke-khasan tersendiri, sesuai dengan bangunan ajaran agama dan latar belakang budaya penganutnya, tetapi tetap terhubungkan dengan pemahaman keagamaan lain melalui sejumlah kesamaan tantangan satu faktor penting yang mendorong interaksi damai adalah karakter dan sifat para pendakwah awal yang datang ke kepulauan ini bukan sebagai penakluk, melainkan sebagai pedagang dan guru sufi. Mereka adalah pedagang yang berkepentingan untuk menjalin hubungan baik dengan penduduk setempat. Interaksi ekonomi ini kemudian memfasilitasi kegiatan dakwah dan mengarahkan para ulama awal untuk lebih menekankan pada cara-cara juga menggambarkan, bahwa karakter Islam yang disebarkan pendakwah awal tidak terlalu menekankan aspek hukum fiqh. Sebagian sumber menyebutkan karakter sufi yang kuat, sehingga masalah moral, akhlak dan hakekat agama menjadi perhatian utama. Islam tasawuf, atau yang kita kenal dewasa ini dengan Islam yang bercorak sufistik, menekankan prinsip-prinsip pokok agama, seperti hubungan dengan Tuhan, menyempurnakan akhlak, dan keseimbangan hidup. Hal ini tidak berarti meninggalkan aspek syariat yang terkandung dalam fiqh demikian membuat proses Islamisasi menjadi lentur, leluasa, tapi memiliki sumbangan positif di masa depan. Hal ini dapat dijumpai dari berbagai cerita rakyat tentang para wali. Para wali mempertahankan keindahan gaya bangunan tempat suci agama Hindu atau Budha dan memodifikasinya dengan membuat lapisan berjumlah lima sebagai simbol rukun Islam. Mereka juga tidak melarang pertunjukan wayang yang jelas-jelas hasil karya para pujangga Hindu. Para wali mengubah alur cerita secara kreatif dan memaknai kembali sejumlah simbol dan karakter yang ada dalam narasi aspek politik pun, para wali dan generasi ulama yang kemudian tidak memaksakan raja-raja menjadi subordinat dari kekhalifahan Islam yang saat itu sudah berjaya di Timur Tengah. Sebaliknya, mereka meneguhkan kekuasaan penguasa-penguasa lokal dengan mengangkat sebagai pemimpin agama di wilayah kekuasaan Islamisasi Nusantara yang terbuka, yang bersedia menerima kebajikan dari kelompok lain, merupakan capaian kepemimpinan tersendiri dari para ulama. Sikap ini tidak saja mampu menghindari kekerasan, tetapi juga membuka kesempatan untuk memahami Islam secara terbuka. Ketika berinteraksi dengan masyarakat lokal, para wali tidak saja terbuka menerima keragaman budaya, tetapi juga sadar bahwa hasil interaksi tersebut akan melahirkan pola pemahaman Islam yang kaya dan perjalanannya, Islam di Indonesia memang tidak pernah berkembang secara seragam. Ada kelompok yang lebih dekat dengan tradisi sufi, ada yang lebih menekankan tradisi fiqh, dan ada pula yang bercirikan budaya rakyat dan adat istiadat. Munculnya keberagaman dalam menghayati Islam ini merupakan keniscayaan sosiologis dari proses interaksi kultural. Setiap kelompok dari berbagai strata sosial dan sub-kultur memiliki keleluasaan mengekspresikan pemahaman Ke-Islamannya sendiri. Hasilnya, masing-masing kelompok dengan sendirinya terdorong untuk bersikap moderat dalam Tradisi BeragamaDari semua itu, sumbangan penting dari metode dakwah para wali dan ulama di masa dahulu adalah model keberagamaan yang plural, terbuka, dan toleran, terhadap peradaban Islam Nusantara yang sangat besar. Bahkan bisa dikatakan, ketiga sikap beragama ini merupakan pilar kebudayaan santri di Indonesia. Berlandaskan prinsip pluralitas, keterbukaan, dan toleransi, Indonesia mampu membentuk paham ke-Islaman yang sangat kaya, yang tidak hanya terbatas pada model keberagamaan yang ada di Timur bidang ilmu kalam dan tasawuf yang menjadi arena para pujangga, filosof, dan sastrawan, telah lahir karya-karya monumental. Misalnya, Asrar al Arifin tulisan Hamzah Fansuri, Serat Dewa Ruci susunan Sunan Kalijaga, atau Wirid Hidayat Jati karya Ranggawarsita. Pada wilayah kajian moral yang lebih aplikatif juga muncul Kitab Wulangreh hasil pikiran Paku Buwana IV dan Kitab Centhini oleh Paku Buwono V. Di luar karya-karya besar ini masih banyak karya lain, baik yang berasal dari tarekat-tarekat internasional maupun produksi ulama Nusantara yang masih tersebar di berbagai tempat dan belum banyak juga mempunyai sejarah panjang dalam pemikiran hukum Islam fiqh. Di Jawa ada Kitab Cebolek karya Yasadipura I yang berisikan kritik terhadap model keberagamaan sufistik. Di Aceh juga ada Bustanus Salatin karya Nuruddin Ar-Raniri yang mengeritik mistisisme tasawuf falsafi yang diperkenalkan oleh Hamzah Fansuri. Pemikir besar lain cukup banyak, seperti Syeikh Yusuf al-Makassari dengan karya Al Nafhahussaylaniyyah, Zubdatulasra dan Habi al-Warid; Syeikh Nawawi al-Bantani yang menghasilkan lebih dari seratus karya akademik; atau Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari dengan Sabilal Muhtadin li Tafaqquh fi dengan para ulama yang lahir lebih kemudian, yang memimpin pusat-pusat keilmuan Islam yang dewasa ini kita kenal dengan Lembaga Pendidikan atau budaya pesantren di berbagai tempat, khazanah intelektual di bidang ini sungguh luar biasa. Kekayaan Islam Indonesia dapat ditelusuri lebih jauh melalui aspek kebudayaan yang lain, yaitu budaya material, khususnya seni. Setiap suku memproduksi dan setiap generasi melahirkan kreasi-kreasi keagamaan yang berwajah lokal nasional. Seni sastra dan musik dapat dengan mudah dijumpai dimana-mana. Hampir semua suku di Indonesia mempunyai syair-syair pujian dengan bahasa lokal yang dibawakan sebagai nyanyian atau diiringi lingkungan masyarakat santri di Jawa dan Sunda, mereka mengenal syair keagamaan yang disusun melalui ritme sastra lama, seperti asmaradana, pangkur, dan dandang gula. Di wilayah Melayu sastra keagamaan merupakan nafas seni setempat, di mana para ulama, pangampu tradisi, filosof, dan cendekiawan memberikan kontribusi sangat besar. Meski tidak sepopuler Jawa, Sunda, dan Melayu, sastra keagamaan juga mudah ditemukan di Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan daerah santri mengembangkan berbagai kreasi seni. Kreasi seni arkitektur, sastra, dan musik di atas hanyalah sebagian dari seni Islam Indonesia. Masih banyak yang bisa digali dari karya-karya seni lain, seperti seni patung, lukis, kaligrafi, senjata, kerajinan, tekstil, yang sebagian besar masih berserakan di berbagai tempat. Pasca kemerdekaan, kreativitas masyarakat Indonesia dalam memajukan kebudayaan semakin intensif. Berbagai genremusik relijius berkembang pesat, tidak terbatas pada qasidah, gambus, rebana, dan kaligrafi juga menyebar luas di berbagai kalangan, dan bahkan menjadi hiasan di masjid, rumah, bahkan warung makan. Belakangan Indonesia juga sudah menjadi pusat fashion Muslim dunia dengan kemampuan mengekspor ke berbagai negara Islam. Pada tataran intelektual, para ulama dan cendekiawan dari berbagai aliran semakin produktif berkontribusi terhadap persoalan-persoalan sosial-keagamaan ekonomi, politik, pendidikan, budaya, sains, di samping teologi, sufisme dan Islam Indonesia lain yang menonjol adalah arsitektur. Reinterpretasi arsitektur Hindu dan Budha dalam bangunan masjid di Jawa sudah diterima luas. Namun demikian, Indonesia juga mengenal bangunan masjid yang inspirasinya diambil dari Timur Tengah, India, dan Persia. Masyarakat Islam Indonesia juga mengembangkan arsitektur tempat tinggal, lengkap dengan ornamen yang disusun menurut konsep keagamaan tertentu. Ekspresi seni keagamaan juga muncul dalam penataan pemakaman dan corak batu nisan yang dibuat untuk menghormati arwah para guru dan sosok yang dihormati selalu dibedakan dari masyarakat kebanyakan, yang salah satunya ditandai dengan bangunan indah dengan hiasan kaligrafi dan simbol keagamaan lain. Arsitektur Islam juga merambah model tata kota, tata desa, dan bahkan letak rumah. Hampir semua masyarakat Muslim Indonesia punya pemaknaan dan simbolisasi agama dalam menata ruangan privat maupun keagamaan yang plural, terbuka, dan toleran ini membuat Islam Indonesia memiliki ciri sendiri yang berbeda dari masyarakat Muslim lain. Semua aliran yang ada diikat oleh identitas dan prinsip-prinsip ketuhanan yang sama, tetapi masing-masing menampilkan corak keberagamaan yang berbeda-beda. Peradaban Islam Indonesia lebih merupakan mozaik, perpaduan agung, yang masing-masing elemennya berinteraksi satu sama lain dalam aktivitas pengembangan makna keberagamaan. Sesuai karakter dasarnya, Islam Indonesia bersifat dinamis karena tidak berwajah tunggal dan selalu ini, kita dihadapkan pada tantangan munculnya sebagian kalangan yang mempertentangkan apakah tradisi tertentu sesuai dengan Islam atau tidak. Akibatnya, kelompok ini suka menghakimi suatu tradisi dengan vonis sesat, syirik, bid’ah bahkan kafir. Sekedar contoh, tradisi masyarakat yang membaca al-Qur’an, shalawat serta bacaan, tahmid, tahlil, tasbih dan istighfar yang oleh masyarakat Indonesia sebut sebagai tahlilan, sering dianggap sesat dan bid’ juga, ketika masyarakat berkumpul untuk belajar dan membaca sejarah nabi seperti dalam tradisi mauludan dan barzanji dianggap bid’ah. Penyebabnya sederhana, sejarah yang dibaca adalah dalam Bahasa Arab. Jika saja dibaca terjemahnya dalam versi Bahasa Indonesia, maka saya yakin tidak akan muncul tuduhan bid’ah. Pengkafiran, dan tuduhan sesat terhadap tradisi-tradisi tersebut akan menjadi hambatan signifikan bagi kemajuan kebudayaan di Indonesia. Karena itulah, saya mengajak para hadirin semua dan seluruh bangsa Indonesia untuk bersama-sama mengembangkan kebudayaan di Indonesia.“Sebuah bangsa akan lestari, langgeng, dan abadi karena ketinggian peradaban dan kebudayaannya. Ketika kebudayaan dan peradaban mereka dekaden, maka bangsa itu akan lenyap dansirna.”Tantangan Politisasi AgamaDilandasi oleh warisan-warisan dari proses kultural Islamisasi inilah, dan sumbangan kepemimpinan para tokoh pemimpin Islam di masa lalu, keputusan KH. Hasyim Asy’ari untuk mempertahankan nasionalisme Indonesia di masa-masa krusial kemerdekaan, bagi masyarakat santri merupakan keputusan yang tepat. Karena dari momen ketetapan Resolusi Jihad itulah, perlahan-lahan NKRI tumbuh dan berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita terjadi transformasi besar great transformation politik agama di Indonesai Indonesia dewasa ini. Yaitu, terdapat konvergensi politik secara nasional di mana nilai-nilai dan pranata keagamaan dan keislaman diakomodasi dalam proses-proses politik dan kebijakan publik. Konvergensi di sini merujuk pada proses politik dan kelembagaan di mana agenda kultural dari ajaran Islam semakin terwadahi dalam institusi penyelenggaraan negara dalam juga Amanat Ketua Umum PBNU dalam Apel Nasional Hari Santri 2022Gejala ini memberi jalan para aktivis Islam, para santri di seluruh tanah air, untuk berpartisipasi dalam urusan publik, urusan pemerintahan dan memberi arah pembangunan negara—baik di birokrasi, kementerian, parlemen maupun lembaga-lembaga lainnya. Perkembangan ini berarti, tatanan kelembagaan dari negara Indonesia telah mengalami perluasan di mana pembangunan akhlak, pengamalan agama semakin diperkuat. Hal itu juga berarti, tanggungjawab moral sekaligus panggilan politik bagi para santri demi menjaga tegaknya NKRI juga semakin sinlah sinilah kita menyadari, tantangan politik bangsa kita dewasa ini juga bertransformasi secara mendasar, yaitu “pergulatan identitas kultural” yang mengambil bentuk menjaga aspirasi ulama dan pesantren untuk menjaga NKRI dari serangan dan rongrongan politik radikalisme dan ekstrimisme. Banyak pimpinan dan tokoh agama radikal yang terus meyakini bahwa Islamisasi budaya masyarakat Indonesia harus dilakukan secara lebih extensif. Dari sinilah paham Islam radikal ini memprihatinkan karena akan terus menjadi amunisi bagi sebagian elit dan pimpinan umat untuk meraih dominasi dalam wacana publik. Isu seperti penerapan hukum Islam, pendirian khilafah, memecah belah antara Islam dan non-Islam tampaknya masih terus diwacanakan. Dan di sinilah upaya menjaga momentum Hari Santri dalam rangka menghidupkan komitmen hubungan agama-negara harus dimaknai ia diharapkan menjadi jembatan bagi arah baru transformasi politik, di mana aspek-aspek yang terkait dengan “negara Islam” diakhiri. Sebaliknya, kita semua wajig meneguhkan komitmen nasionalisme yang berlandaskan Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang lebih substansial yaitu menegakkan politik civic, politik keadaban, seperti kesejahteraan, keadilan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Isu-isu ini sudah seharusnya menjadi concern bagi elit pemangku pemerintahan dan tokoh agama yang—pada situasi tertentu—harus dikelola demi kepentingan-kepentingan membangun kemajuan Hubungan Ulama dan Negara 2045Salah satu komitmen luhur dari Pendiri Bangsa Indonesia yang terus dipertahankan oleh segenap unsur masyarakat di mana para ulama dan santri ada di dalamnya adalah kepercayaan bahwa, Indonesia bukanlah negara agama dan bukan negara sekuler. Melainkan sebuah negara yang berdiri tegak berlandaskan prinsip-prinsip religiusitas tanpa pelembagaan satupun ideologi yang saling bertarung dalam merumuskan visi tentang “negara” di era pergerakan kebangsaan–termasuk Islam atau Nasionalisme sekuler atau bahkan komunis—berhasil menjadi sebuah platform kebangsaan yang dominan. Semua ideologi melebur satu sama lain, membentuk satu tatanan institusi dan sistem pemerintahan yang saling melengkapi. Kebangsaan dan sistem kenegaraan NKRI dewasa ini bisa digambarkan dengan kata yang sederhana yakni, nasionalisme religious yang bercita-cita mewujudkan kesejahteraan, kemajuan dan karenanya, memposisikan hubungan agama dan negara di era demokrasi juga harus diartikan meneguhkan perjuangan untuk membangun sebuah “model politik-keagamaan yang beradab”. Politik keagamaan yang beradab adalah keinginan mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang sedang bertarung dalam proses politik partisipatif dan upaya saling menghargai komitmen untuk menjaga visi awal pendirian bangsa. Dalam suatu politik yang berorientasi civic, agama harus menghormati hak prerogatif demokrasi—masyarakat atau rakyatlah yang berdaulat, dan merekalah yang membuat undang-undang. Namun negara juga menghormati beberapa hak istimewa dari ulama dan peran mereka yang sah di ruang hal yang memprihatinkan, bahwa banyak peristiwa intoleransi yang akhir-akhir ini yang mengemuka karena dilandasi keinginan untuk menjadikan agama sebagai landasan satu-satunya dalam politik demokrasi. Negara seringkali juga gagal meredam, apalagi menuntaskan, berbagai konflik sosial atau kekerasan yang dipicu oleh sentimen-sentimen etnis atau oleh politisi dan pejabat negara, misalnya, masih menjadi tontonan yang mencolok dalam demokrasi, sementara penegakan hukum masih belum sepenuhnya menyentuh unsur keadilan. Kekecewaan yang menimpa secara bertubi-tubi inilah yang menjadi akar dari mudahnya masyarakat mudah tertarik oleh politisasi sentimen agama, dan tidak jarang intoleran—bahkan tidak sedikit anak muda yang bersedia untuk bergabung ke dalam organisasi radikal yang berbasis pada khilafah, sebagai “Negara Alternatif” selain menangkal penyebaran arus kebangkitan ideologi radikal dan ekstrim yang terus mengancam daya tarik anak-anak muda, perlu upaya serius, terstruktur, dan terpadu dari pemerintah bekerjama bekerjasama dengan para ulama, untuk menemukan beberapa strategi jangka panjang bagi pentingnya menggalakkan pendidikan kewarganegaraan Pancasila di sekolah-sekolah dan universitas, sekaligus lembaga pendidikan masyarakat. Kaderisasi kelompok radikal umumnya berlangsung di kalangan remaja dan pemuda. Pendidikan kewarganegaraan yang berorientasi menanamkan kesadaran sejarah dan kebangsaan Ahlussunnah Wal Jamaah dapat meneguhkan semangat nasionalisme. Karena itu, kurikulum, buku dan materi ajar, serta guru dan dosen pendidikan kewarganegaraan yang memahami semangat ke-Islaman akan menjamin arah transformasi Indonesia menuju negara yang menjunjung tingga tinggi keadaban dan nilai pendidikan keagamaan di sekolah dan universitas harus diarahkan untuk mengajarkan Islam dalam bingkai penegakan NKRI. Karena itu, pemerintah harus benar-benar memantau dan mengevaluasi secara berkala pendidikan agama Islam tersebut. Kualitas kurikulum dan para gurunya harus terus ditingkatkan. Sementara materi yang diajarkan dalam pendidikan agama itu benar-benar diarahakan diarahkan agar tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar kebangsaan pemerintah perlu mendorong secara intensif, agar para ulama dan tokoh politik Islam mendiseminasi ajaran Islam yang damai dan moderat dalam bingkai dasar negara Pancasila. Pemerintah harus bekerja sama dengan tokoh-tokoh agama itu dalam mensosialisasikan bahwa penggunaan kekerasan dalam konsep jihad mesti dipahami secara substantif dan kontekstual. Dalam situasi damai seperti sekarang, jihad harus dipandang sebagai pesan etis kemanusiaan dalam Islam untuk mewujudkan dan membela kepentingan bersama, yaitu cita-cita bangsa dan Hari Santri 2021Pidato Amanat Hari Santri 2021 MEMBANGUN PERADABAN ISLAM MELALUI PENDIDIKAN DAN BUDAYA SANTRI oleh Prof. Dr. KH. Said Aqil SirojBaca juga Pedoman Pelaksanaan Upacara Hari Santri
HadisKeutamaan Rajab. Berikut beberapa hadis yang menerangkan keutamaan dan kekhususan puasa bulan Rajab: Diriwayatkan bahwa apabila Rasulullah shalallahu 'alahi wassalam memasuki bulan Rajab beliau berdo'a:"Ya, Allah berkahilah kami di bulan Rajab (ini) dan (juga) Sya'ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan." (HR.
Sebagai santri mungkin kamu melihat banyak kawanmu yang merasa minder dengan statusnya sebagai santri. Mereka merasa bahwa menjadi santri bukanlah suatu kebanggan jika dibandingkan dengan siswa yang melanjutkan pendidikan di sekolah-sekolah kamu melihat ada teman sepondok yang seperti itu, nasihatilah ia bahwa menjadi santri memiliki banyak keutamaan. Bahkan kalau perlu sampaikanlah pidato tentang keutamaan menjadi santri kepadanya agar dia bangga dengan statusnya menjadi itu di artikel ini kami telah membuat beberapa judul pidato keutamaan menjadi santri. Semoga bermanfaat ya!Dimudahkan Menuju SurgaLebih Dekat Dengan AllahDitinggikan Derajatnya Dimudahkan Menuju SurgaTeman-teman yang dirahmati Allah Swt…Kita semua tentu sudah mengetahui bahwa menuntut ilmu merupakan sebuah kewajiban. Sebagai sebuah kewajiban, maka jika kita mengerjakannya akan mendapatkan pahala. Pun sebaliknya, jika kita meninggalkannya maka akan mendapatkan dosa. Rasulullah Saw bersabda yang artinya “Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.”HR Ibnu MajahHanya yang menjadi pertanyaan adalah, ilmu apakah yang wajib dipelajari setiap muslim? Apakah seluruh ilmu? Atau hanya terbatas pada ilmu-ilmu sekalian…Dalam hal ini Imam Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani menyebut bahwa kata ilmu yang terdapat dalam berbagai hadits yang ada maksudnya adalah ilmu syar’i. Apa itu ilmu syar’i? Beliau berkata“Ilmu yang akan menjadikan seorang mukallaf mengetahui kewajibannya berupa masalah-masalah ibadah dan muamalah, juga ilmu tentang Allah dan sifat-sifatNya, hak apa saja yang harus dia tunaikan dalam beribadah kepada-Nya, dan mensucikan-Nya dari berbagai kekurangan” Fathul Baari, 1/92.Dari keterangan beliau tadi, dapat disimpulkan bahwa ilmu syar’i merupakan ilmu agama. Dalam hal ini termasuk di dalamnya tsaqafah islam seperti bahasa arab, fiqih, dan yang seorang santri, kita patut berbahagia. Karena selama ini kita semua di pesantren mempelajari ilmu agama secara mendalam. Yang artinya kita telah menunaikan kewajiban tersebut. Setiap hari kita menambah berbagai pengetahuan tentang islam, baik itu dengan pembelajaran di kelas atau sekalian…Jangan merasa minder menjadi santri. Karena orang yang menuntut ilmu agama akan dipermudahkan jalannya menuju surga Allah. Dalam hal ini Baginda SAW tercinta pernah bersabda yang artinya Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu agama, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke surga HR MuslimSekian dari saya….Lebih Dekat Dengan AllahTeman-teman rahimakumullah…Hidup di pesantren itu menyenangkan. Berbahagialah kalian menjadi santri di pesantren. Di pesantren kita dapat belajar banyak tentang pelajaran kehidupan yang tidak akan didapatkan di sekolah-sekolah pada umumnya. Janganlah kalian bersedih dan merasa iri dengan teman-teman kalian di luar sana yang bersekolah di sekolah-sekolah yakin kok, mungkin diantara kalian ada yang merasa iri dengan kehidupan teman-teman kalian di luar sana. Kamu iri karena mereka dapat hidup dengan bebas tanpa ada aturan yang mengekang. Atau mungkin kamu iri karena mereka setiap harinya bisa nongkrong-nongkrong dengan pacarnya di mall. Atau bahkan kamu iri karena mereka dapat push rank setiap masih ada perasaan-perasaan tersebut pada diri kalian semua, segeralah hilangkan perasaan tersebut. Buang jauh-jauh rasa iri tersebut dari hati kecilmu. Karena jika tidak dibuang, maka itu akan membuatmu semakin tidak betah di sekalian…Ingatlah! Kehidupan di dunia ini hanyalah senda gurau semata. Kita diciptakan Allah ke dunia bukan tanpa tujuan sehingga kita dapat bermain-main di dalamnya. Akan tetapi Allah menciptakan manusia justru untuk beribadah kepada-Nya Allah berfirman yang artinya “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku,” TQS Adz-Dzariyat 56Saat ini kita di pesantren dididik untuk senantiasa lebih dekat kepada-Nya. Setiap hari kita dibangunkan sejak dini hari untuk bersujud di saat orang lain sedang terlelap. Para asatidz senantiasa mengontrol aktivitas kita sehari-hari. Dari mulai adanya absen saat kajian, kewajiban shalat berjamaah di masjid, ngaji Qur’an bareng, dan kegiatan pada intinya kita sebagai santri dididik untuk lebih dekat dengan Allah. Karena itu kita tidak mesti iri kepada teman kita di luaran sana. Biarkanlah mereka sibuk dengan candaan dan kesibukan duniawinya. Karena dunia itu bukan tempat untuk bermain, melainkan tempat untuk menanam benih pahala agar dapat dipanen di akhirat dan terima kasih…Ditinggikan Derajatnya Teman-teman sekalian…Saat ini kita hidup di pesantren untuk apa sih? Tentu jawabannya sudah jelas adalah untuk menuntut ilmu, khususnya ilmu agama. Setiap hari sejak bangun tidur hingga tidur lagi kita mendapatkan asupan ilmu agama. Baik itu dengan langsung mendapatkannya di kajian-kajian yang ada di masjid, pelajaran di kelas, ataupun saat sedang menghafalkan matan-matan sebagai santri yang juga merupakan manusia biasa kita terkadang merasa bosan dengan kehidupan yang kita jalani. Kita merasa jenuh dengan seluruh kegiatan yang terus rutin dilakukan setiap harinya. Kita merasa seolah hidup ini gitu-gitu aja, tidak ada hal yang baru di dalamnya. Sehingga biasanya ketika terbersit perasaan seperti ini, kita menjadi tidak betah di pondok dan ingin pulang ke merasa seolah tidak ada semangat lagi dalam belajar. Motivasi belajar yang dulu sangat menggebu-gebu sedikit demi sedikit berkurang hingga mencapai titik nadir. Kita menjadi tidak mood untuk melakukan kegiatan yang sudah di rutin dilakukan. Bahkan untuk shalat pun yang merupakan kewajiban utama setiap muslim yang dirahmati Allah…Bersabarlah saat menapaki jalan menjadi seorang santri. Santri itu spesial dan istimewa. Kita itu berbeda dengan murid di sekolah-sekolah negeri atau swasta lainnya. Di saat teman-teman kita sibuk dengan hal keduniaan, kita disini disibukkan dengan berbagai hal menjurus kepada kehidupan dunia kita juga dididik untuk menjadi orang-orang yang paham ilmu agama. Setiap harinya kita dikader untuk bisa menjadi ulama dan asatidz yang dapat bermanfaat bagi umat. Kita diberi pengetahuan seputar masalah fiqih, bahasa arab, tata cara berkhutbah atau ceramah, dan berbagai hal lainnya yang berkaitan dengan ilmu kita menjadi santri! Sebab Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang mencari illmu agama-Nya. Allah Swt. berfirman yang artinya “Niscaya Allah akan meninggikan orang yang beriman dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. TQS Al Mujadilah 11Demikian pidato keutamaan menjadi santri versi pesantren terbaik. Semoga dapat menggugah siapapun yang akan mendengarkannya juga3 Pembukaan Ceramah Lucu Ala Santri
PidatoKeutamaan Menjadi Santri - Amat. Ceramah Singkat Tentang Ilmu: Islam Agama Ilmu - Radio Rodja 756 AM. Ceramah Singkat Tentang Ilmu Yang Bermanfaat -Tauhid, Akhlak. Ceramah islam tentang pergaulan bebas. Contoh Naskah Pidato Tentang Keutamaan Ilmu Terbaru - Jago Berpidato | Apa yang kamu cari ada disini !!
– Pada tanggal 22 Oktober 2021 mendatang, umat muslim terutama santri – santri di Indonesia akan memperingati Hari Santri Nasional setiap tahunnya. Berikut akan memberikan contoh teks pidato bertema Santri Zaman Now yang cocok untuk para santri milenial. Pidato ini dikutip dari Pidato ini pun juga cocok untuk dibacakan pada saat Hari Santri Nasional 2021 yang akan diperingati pada tanggal 22 Oktober 2021. Berikut adalah teks pidatonya Baca Juga 30 Link Twibbon Maulid Nabi Muhammad 2021 Update Terbaru, Desain Unik dan Menarik serta Kekinian Asslamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh! Bismillahirrohmanirrohim alhamdulillahi raobbil alamin wassholatu wasslamu ala sayyidil mursalin waala alihi washohbihi ajmain. Amma ba’du. Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wataala. Karena berkat rahmatNya-lah kita bisa berkumpul dalam tempat yang penuh dengan barokah ini. Betul? Kedua kalinya, sholawat dan salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wasallam. Karena berkat Rasulullah, kita bisa menikmati iman dan islam. Alhamdulillah! Allahumma sholli ala Muhammad! Santriwan dan santriwati, serta hadirin Rahimkumullah. Sekarang sudah zaman akhir bukan zaman now lagi. Nah di zaman akhir ini tidak sedikit pemuda-pemudi khususnya kaum santri dan santriwati lebih khusus lagi santri yang mempopulerkan dirinya dengan sebutan SANTRI ZAMAN NOW atau santri milenial yang tidak memiliki “Akhlaqul Karimah” yakni prilaku terpuji. Santri zaman sekarang sudah lumrah berani kepada ustaz dan kedua orang tuanya, kurang memuliakan kitabnya, sudah tidak peduli dengan bacaan qurannya. Mereka mulai terbuai oleh permainan medsos seperti Whatsapp, Facebook, dan Twitter. Baca Juga Bacalah! Berikut adalah Doa Menjelang Maulid Nabi Muhammad SAW 2021 Terkini qwIbZ. 241 273 153 23 267 311 90 267 23

pidato keutamaan menjadi santri